get app
inews
Aa Read Next : 15 Tahun Buron, Penjahat Wanita Kelas Kakap Ini 7 Kali Permak Wajah Sampai Tak Dikenali Polisi

3 Pebulu Tangkis Indonesia Bikin Pemain Jepang dan China Nangis di Lapang, Nomor 3 Peraih Olimpiade

Kamis, 08 September 2022 | 17:15 WIB
header img
pebulu tangkis yang bikin pemain Jepang dan China nangis di lapangan (Foto: REUTERS/Lintao Zhang).

JAKARTA, iNewsPringsewu.id - Deret tiga pemain bulu tangkis Indonesia ini pernah membuat nangis pemain China dan Jepang. Salah satu diantaranya ternyata sukses merebut medali di ajang Olimpiade.

Selama bertahun-tahun, Indonesia merupakan salah satu kekuatan terbesar bulu tangkis di dunia. Merah-Putih terbiasa bersaing di level teratas dengan sejumlah negara Asia lainnya, termasuk China dan Jepang.

Chen Qingchen/Jia Yifan

Oleh karena itu, sering kali Indonesia, China, dan Jepang bersaing untuk memperebutkan hadiah-hadiah terbesar di kancah tepuk bulu. Bahkan di pesta olahraga terbesar dunia seperti Olimpiade.

Namun, siapa saja tiga atlet bulu tangkis Indonesia yang pernah bikin pemain China dan Jepang menangis di lapangan? Berikut pembahasannya.

Berikut Pebulu Tangkis Indonesia yang Bikin Pemain China dan Jepang Nangis di Lapangan

1. Bilqis Prasista vs Akane Yamaguchi di Piala Uber 2022

Bilqis Prasista

Pada pentas Piala Uber 2022, penikmat bulu tangkis Tanah Air digemparkan oleh kemunculan pebulu tangkis muda, Bilqis Prasista. Sebab, atlet yang baru berusia 19 tahun tersebut sukses menaklukkan Akane Yamaguchi dari Jepang, pebulu tangkis putri nomor satu dunia.

Sejak awal, Bilqis Prasista sudah menciptakan kejutan dengan mendominasi hingga akhirnya menang dalam dua set langsung dengan skor identik 21-19 dan 21-19. Secara total, Bilqis Prasista menaklukkan Akane Yamaguchi hanya dalam tempo 35 menit saja. Seusai laga, pebulu tangkis berusia 24 tahun asal Jepang itu pun tak bisa menahan air matanya.

Bilqis Prasista diketahui merupakan darah murni bulu tangkis. Kedua orang tuanya, Joko Suprianto dan Zelin Resiana, merupakan para mantan atlet bulu tangkis nasional.

2. Maria Kristin vs Lu Lan di Perebutan Perunggu Olimpiade Beijing 2008


Maria Kristin tunggal putri Indonesia terakhir peraih medali Olimpiade. Saat itu dia meraih medali perunggu di Olimpaide Beijing 2008. (foto: Istimewa)

Maria Kristin merupakan atlet bulu tangkis terakhir yang mampu mempersembahkan medali Olimpiade kepada Indonesia lewat nomor tunggal putri. Dia merengkuhnya di Olimpiade Beijing yang terselenggara tahun 2008 lalu.

Bersua dengan perwakilan tuan rumah, Lu Lan, Maria Kristin nyatanya mampu meraih kemenangan meski sempat tertunduk di set pertama. Dia mengakhiri pertandingan dengan skor 15-21, 21-13, dan 21-15.

Alhasil, medali perunggu pun menjadi milik wanita kelahiran Tuban, Jawa Tengah, 25 Juni 1985 tersebut. Di sisi lain, kegagalan meraih medali untuk negaranya membuat Lu Lan begitu terpukul hingga air matanya mengalir deras.

3. Greysia Polii/ Apriyani Rahayu vs Chen Qingchen/Jia Yifan di Final Olimpiade Tokyo 2020

Yang terakhir adalah peraih medali emas teranyar bagi Indonesia. Dialah Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang secara mengejutkan keluar jadi juara dalam Olimpaide Tokyo 2021 yang tertunda setahun akibat pandemi.


Perbedaan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade menarik diulas. (Foto: REUTERS/Lintao Zhang).

Duet lintas generasi Greysia Polii/Apriyani Rahayu begitu bertenaga hingga mampu mengakhiri pertandingan dalam dua set langsung dengan skor 21-19 dan 21-15. Ini merupakan medali emas pertama untuk Indonesia di nomor tunggal putri.

Tepat setelah kemenangan dipastikan, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menangis bahagia di pelukan pelatih Eng Hian karena mampu menciptakan sejarah. Sedangkan di sisi lain, seusai penyematan medali perak, Chen Qingchen menangis di pelukan Jia Yifan karena merasa tidak tampil maksimal.

Editor : Hikmatul Uyun

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut