PESAWARAN,iNewsPringsewu.id– Media sosial kembali diramaikan oleh sosok inspiratif. Kali ini, Anggita Sari (23), perempuan muda asal Waylima Pagar Banyu, Kecamatan Gedung Tataan, Kabupaten Pesawaran, mencuri perhatian warganet lewat aksinya membajak sawah yang diunggah di TikTok. Dalam video berdurasi singkat itu, Anggita memamerkan keterampilan membajak sawah dengan penuh percaya diri, mengolah tanah menggunakan alat tradisional.
Video tersebut sukses menarik perhatian lebih dari 2 juta penonton, menjadikannya tren di platform tersebut. Anggita, yang juga aktif sebagai anggota TTKKDH Pesawaran, tampil memukau dengan semangat yang terpancar di tengah hamparan sawah, menonjolkan sisi lain perempuan muda yang jarang ditampilkan.
Beragam komentar positif memenuhi unggahannya. Seorang pengguna TikTok bernama Afif menulis, “Trend yang susah ditiru cewek zaman sekarang.” Sementara itu, Savia Asialarahma berkomentar, “Salut! Cewek cantik mau kerja di sawah. Luar biasa.”
Keunikan aksi Anggita terletak pada perpaduan pesona fisik dan keberanian menjalani pekerjaan tradisional yang jarang digeluti oleh generasi muda, terutama perempuan.
Rizki Julianto, suami Anggita, turut memberikan tanggapannya. Dalam wawancara singkat, ia menyatakan kebanggaannya terhadap sang istri. *“Anggita selalu menunjukkan sisi tangguhnya. Dia tidak hanya cantik, tetapi juga punya semangat luar biasa untuk melestarikan tradisi,”ujarnya.
Keviralan Anggita membuktikan bahwa pekerjaan di sektor pertanian masih memiliki daya tarik di era modern. Lebih dari sekadar hiburan, aksinya membawa pesan mendalam tentang pentingnya menghargai kerja keras petani serta menjaga tradisi lokal.
“Saya ingin memperlihatkan bahwa membajak sawah bukan pekerjaan yang mudah, tetapi penuh makna. Semoga ini bisa menginspirasi anak muda untuk lebih menghargai petani,”* ungkap Anggita.
Melalui videonya, Anggita Sari tidak hanya menjadi bintang dunia maya, tetapi juga simbol generasi muda yang bangga melestarikan tradisi dan menunjukkan bahwa pekerjaan tradisional tetap memiliki tempat di tengah perkembangan zaman.
Editor : Indra Siregar
Artikel Terkait
