Tari Melinting Akan Tampil di Istana Negara Jakarta Pada HUT ke-77 Republik Indonesia

BANDARLAMPUNG,Pringsewu.iNews.id -Terpilihnya Tari Melinting untuk tampil di Istana Negara merupakan permintaan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Provinsi Lampung, Qodratul Ikhwan, di Bandarlampung, Sabtu (13/8/2022)."Ini permintaan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk memfasilitasi keberangkatan para penari Tari Melinting menuju Istana Negara," katanya.

Baca Juga

Hengki Irawan Dukung Kapolres Pringsewu Lawan Oknum Pemeras Berkedok Wartawan dan LSM

Tari Melinting yang merupakan tarian daerah Lampung akan tampil di Istana Negara Jakarta pada HUT ke-77 Republik Indonesia. Tarian ini akan ditampilkan jelang upacara pengibaran bendera dan penurunan pada sore hari.

"Tari Melinting akan diberikan ruang untuk tampil di Istana Negara menjelang upacara pada pagi hari dan penurunan bendera di sore hari. Jadi nanti musik akan terus bermain sembari penari menyambut tamu," ujar 

Pemprov Lampung akan mengirim delapan orang penari Tari Melinting beserta pemain musik gamelan Lampung sebagai musik pengiring tari tradisional khas Lampung Timur itu

Baca Juga

Destana Kresnomulyo Barat Gandeng Sekolah untuk Wujudkan Pendidikan Siaga Bencana

Tari ini memang tari khas Kerajaan Melinting yang ada di Lampung Timur, biasa di bawakan oleh empat penari pria dan empat penari wanita yang menggunakan pakaian adat. Beberapa puluh tahun lalu memang tarian ini pernah tampil di Istana Negara juga.

"Semua asli pemuda pemudi dari Desa Nibung Lampung Timur, sebab disana tarian ini masih terjaga kelestariannya," ucapnya.

Menurutnya, terpilihnya Tari Melinting ikut serta memperbaiki citra daerah menjadi daerah yang kaya akan budaya tradisional sejak masa kerajaan.

Baca Juga

Resmi! Ini Dia 5 Anggota KPU Pringsewu Terpilih Periode 2024-2029

"Kami apresiasi tampilnya Tari Melinting pada HUT ke-77 RI, sebab ini bisa memperbaiki citra daerah juga, menjadi daerah yang punya nilai sejarah dan kaya budaya tradisional," katanya.

Editor : Indra Siregar