get app
inews
Aa Text
Read Next : Mantan Kepala Pekon di Tanggamus Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Penyalahgunaan Ekstasi

Penderita Kusta di Wonosobo Butuh Perhatian Serius Pemerintah Kabupaten Tanggamus

Kamis, 20 Juli 2023 | 16:48 WIB
header img
Suhemik penderita Kusta belasan tahun berbaring sakit di rumah orang tuanya, Kamis (20/7/2023) FOTO iNews Pringsewu id/Hardi Suprapto

TANGGAMUS,iNewsPringsewu.id, - Suhemik (45) penderita penyakit langka  yang di sebut penyakit Kusta atau Lepra warga Pekon Sampang Turus Kecamatan Wonosobo, kondisinya sangat mememprihatinkan, Kamis ( 20/7/2023).

Ia harus rela ditinggal pergi istri tercintanya lantaran penyakit kusta yang ia derita  sejak tahun 2007 silam .

Sejak ditinggalkan sang istri dan buah hatinya, penyakit yang ia derita semakin menjalar, awalnya penyakit tersebut timbul pada  hidung dan benjolan di kakinya.

Karena kurang perawatan dan pengobatan kini kedua tangan hingga dikedua kakinya mulai membusuk.
Mirisnya, 10 jari-jari kedua tangannya  sudah terputus karena infeksi penyakitnya,
bahkan jari-jari kedua kakinya kini hanya sisa dua , itupun tidak lengkap.

Tinggal bersama orang tuanya yang sudah lansia dan berprofesi sebagai buruh tani, untuk kebutuhan makan sehari -hari  dengan sakit yang dideritanya ia  bekerja membuat bibit pepaya dan kadang kala warga mengerjakannya membuat lubang dengan tangan yang sudah tidak mempunyai jari jari satupun, untuk bakal tanam pepaya di kebun.

Saat iNewsPringsewu.id bersama kepala Pekon setempat berkunjung kekediaman keluarganya, dia sedang terbaring menahan sakit karena demam akibat infeksi di bagian jari tengah kaki kanannya yang terlihat kemerahan dan menimbulkan bau busuk.

Kepala Pekon Sampang Turus , Marhawi menjelaskan, warganya penderita kusta sebenarnya ada dua orang,  penderita kusta pertama di pekon setempat  diderita oleh Sukadi (Almarhum), yang sudah meninggal dunia pada tahun  1992.

" Di pekon kami sudah ada dua orang yang menderita kusta, pertama Sukadi  sudah wafat tahun 1992, dan yang  kedua Suhemik," ungkapnya.

" Suhemik warga kami sudah hampir 16 tahun menderita sakit kusta, dan dari pihak kesehatan dulu sebenarnya sudah rutin memeriksa dan memberikan pengobatan kepadanya, tapi gak tau hingga sekarang belum sembuh,"jelasnya.

" Sekarang kondisi Suhemik sangat memprihatinkan ,  karena sakit yang dideritanya ia harus tanggung sendiri, karena istrinya sudah pergi  sejak ia didiagnosis menderita penyakit kusta, dan sekarang ia tinggal bersama orang tuanya yang sudah lansia," tandasnya Marhawi.

Sementara salah satu warga pekon Sampang Turus yang merupakan tetangga dekat korban menceritakan bahwa , Suhemik sudah lama menderita kusta, dan bahkan anak kandungnya yang saat itu masih duduk di kelas 6 SD sempat ada gejala kusta, namun setelah pengobatan rutin sekarang sudah sehat dan sudah bekerja di pulau Jawa.

" Kami sangat prihatin, karena sakit , ia di tinggal istri, dan bahkan anak kandungnya sempat terkena gejala sakit yang sama, namun sekarang di usia 17 tahun , anak tersebut sudah sembuh dan sekarang kerja di pulau Jawa," terangnya.

" Untuk kehidupan sehari-hari, suhemik bekerja membuat bibit pepaya pesanan dari warga, dengan sendok yang di jepit ditangan yang sudah tidak berjari ia tetap berupaya dan bekerja,"katanya.

"Sebagai  tetangga yang dekat kami sangat takut tertular, oleh karenanya kami berharap agar pihak pemerintah memberikan solusi kepada kami,"tutupnya.

Penyakit infeksi kronis namun dapat disembuhkan, terutama menyebabkan lesi kulit dan kerusakan saraf.


Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Kondisi ini terutama memengaruhi kulit, mata hidung dan saraf perifer.

Sampai berita ini disampaikan belum ada penjelasan dari pihak UPTD Puskesmas Siring Betik Wonosobo atas pertanyaan wartawan iNews Pringsewu id  lewat WhatsApp.

 

Editor : Hardi Suprapto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut