Penderita Kusta di Wonosobo Butuh Perhatian Serius Pemerintah Kabupaten Tanggamus
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/07/20/a1496_penderita-kusta.jpg)
TANGGAMUS,iNewsPringsewu.id, - Suhemik (45) penderita penyakit langka yang di sebut penyakit Kusta atau Lepra warga Pekon Sampang Turus Kecamatan Wonosobo, kondisinya sangat mememprihatinkan, Kamis ( 20/7/2023).
Ia harus rela ditinggal pergi istri tercintanya lantaran penyakit kusta yang ia derita sejak tahun 2007 silam .
Sejak ditinggalkan sang istri dan buah hatinya, penyakit yang ia derita semakin menjalar, awalnya penyakit tersebut timbul pada hidung dan benjolan di kakinya.
Karena kurang perawatan dan pengobatan kini kedua tangan hingga dikedua kakinya mulai membusuk.
Mirisnya, 10 jari-jari kedua tangannya sudah terputus karena infeksi penyakitnya,
bahkan jari-jari kedua kakinya kini hanya sisa dua , itupun tidak lengkap.
Tinggal bersama orang tuanya yang sudah lansia dan berprofesi sebagai buruh tani, untuk kebutuhan makan sehari -hari dengan sakit yang dideritanya ia bekerja membuat bibit pepaya dan kadang kala warga mengerjakannya membuat lubang dengan tangan yang sudah tidak mempunyai jari jari satupun, untuk bakal tanam pepaya di kebun.
Saat iNewsPringsewu.id bersama kepala Pekon setempat berkunjung kekediaman keluarganya, dia sedang terbaring menahan sakit karena demam akibat infeksi di bagian jari tengah kaki kanannya yang terlihat kemerahan dan menimbulkan bau busuk.
Kepala Pekon Sampang Turus , Marhawi menjelaskan, warganya penderita kusta sebenarnya ada dua orang, penderita kusta pertama di pekon setempat diderita oleh Sukadi (Almarhum), yang sudah meninggal dunia pada tahun 1992.
" Di pekon kami sudah ada dua orang yang menderita kusta, pertama Sukadi sudah wafat tahun 1992, dan yang kedua Suhemik," ungkapnya.
" Suhemik warga kami sudah hampir 16 tahun menderita sakit kusta, dan dari pihak kesehatan dulu sebenarnya sudah rutin memeriksa dan memberikan pengobatan kepadanya, tapi gak tau hingga sekarang belum sembuh,"jelasnya.
" Sekarang kondisi Suhemik sangat memprihatinkan , karena sakit yang dideritanya ia harus tanggung sendiri, karena istrinya sudah pergi sejak ia didiagnosis menderita penyakit kusta, dan sekarang ia tinggal bersama orang tuanya yang sudah lansia," tandasnya Marhawi.
Sementara salah satu warga pekon Sampang Turus yang merupakan tetangga dekat korban menceritakan bahwa , Suhemik sudah lama menderita kusta, dan bahkan anak kandungnya yang saat itu masih duduk di kelas 6 SD sempat ada gejala kusta, namun setelah pengobatan rutin sekarang sudah sehat dan sudah bekerja di pulau Jawa.
" Kami sangat prihatin, karena sakit , ia di tinggal istri, dan bahkan anak kandungnya sempat terkena gejala sakit yang sama, namun sekarang di usia 17 tahun , anak tersebut sudah sembuh dan sekarang kerja di pulau Jawa," terangnya.
" Untuk kehidupan sehari-hari, suhemik bekerja membuat bibit pepaya pesanan dari warga, dengan sendok yang di jepit ditangan yang sudah tidak berjari ia tetap berupaya dan bekerja,"katanya.
"Sebagai tetangga yang dekat kami sangat takut tertular, oleh karenanya kami berharap agar pihak pemerintah memberikan solusi kepada kami,"tutupnya.
Penyakit infeksi kronis namun dapat disembuhkan, terutama menyebabkan lesi kulit dan kerusakan saraf.
Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Kondisi ini terutama memengaruhi kulit, mata hidung dan saraf perifer.
Sampai berita ini disampaikan belum ada penjelasan dari pihak UPTD Puskesmas Siring Betik Wonosobo atas pertanyaan wartawan iNews Pringsewu id lewat WhatsApp.
Editor : Hardi Suprapto