Pengerusakan Alat Peraga Adi Erlansyah dan Hisbullah

PRINGSEWU,iNewsPringsewu.id– Insiden pengerusakan alat peraga kampanye (APK) kembali terjadi. Kali ini, APK pasangan calon bupati dan wakil bupati Adi Erlansyah dan Hisbullah menjadi sasaran di Kecamatan Banyumas, Kamis .

Rodhi Agung, S.H., M.H., salah satu anggota tim pemenangan pasangan calon tersebut, melaporkan kejadian ini ke Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Banyumas. Menurutnya, selain APK mereka dirusak, ada juga banner pasangan calon lain yang dipasang menggunakan paku di atas banner kampanye Adi Erlansyah dan Hisbullah.

Baca Juga

Hengki Irawan Dukung Kapolres Pringsewu Lawan Oknum Pemeras Berkedok Wartawan dan LSM

“Ada tindakan pengerusakan alat peraga kampanye di Kecamatan Banyumas. Banner pasangan calon lain dipaku ke banner kami, sementara banner kami dirusak. Kami sudah melaporkan ke Panwascam, namun tanggapannya kurang maksimal,” ujar Rodhi Agung.

Ketua Panwascam Banyumas, Kohirul Aziz, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait kejadian tersebut dan sedang melakukan penelusuran lebih lanjut. Menurutnya, kasus pengerusakan APK ini menjadi salah satu perhatian penting dalam Pilkada.

“Saat ini, kami masih dalam proses penelusuran lebih lanjut,” katanya.

Baca Juga

Destana Kresnomulyo Barat Gandeng Sekolah untuk Wujudkan Pendidikan Siaga Bencana

Pentingnya kampanye yang adil dan damai dalam setiap Pilkada tak bisa diabaikan. Para pemilih membutuhkan informasi yang akurat untuk membuat keputusan yang tepat di hari pemilihan. APK merupakan sarana penting bagi calon untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja. Oleh karena itu, keamanan dan kerapian dalam pelaksanaan Pilkada harus dijaga.

Tindakan perusakan APK yang terus berulang perlu segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang. Pengerusakan seperti ini tidak hanya merugikan calon, tetapi juga berpotensi memicu konflik dan merusak proses demokrasi yang sedang berjalan. Sinergi antara berbagai pihak sangat diperlukan untuk mencegah tindakan destruktif yang merusak tatanan demokrasi tersebut.

Editor : Indra Siregar