Gas 3 Kg Langka di Pringsewu, Harga Melonjak, Warga Kian Terjepit
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/11/76217_gas.jpg)
PRINGSEWU,iNewsPrungsewu.id— Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Pringsewu terus berlanjut, menyebabkan harga gas melonjak dan masyarakat kesulitan mendapatkan bahan bakar utama untuk kebutuhan rumah tangga.
Sejumlah pengecer dan pangkalan mengaku pasokan gas yang mereka terima sangat terbatas, sementara permintaan terus meningkat.
Salah seorang pengecer di Pringsewu mengungkapkan bahwa mereka hanya mendapatkan 5 hingga 10 tabung dalam satu kali pengiriman. Jumlah tersebut langsung habis dalam waktu dua hari, dan mereka harus menunggu hingga dua minggu untuk memperoleh pasokan berikutnya.
"Biasanya harga gas 3 kg sekitar Rp 22.000, sekarang naik menjadi Rp 25.000 per tabung," ujar pemilik warung yang enggan disebutkan namanya, Selasa (11/2/2024).
Masyarakat pun mulai resah. Dian, salah seorang warga, mengaku terpaksa membeli gas dengan harga lebih tinggi. "Saya beli di pengecer Rp 25.000. Kalau stok habis, saya harus menunggu lama sampai ada lagi," keluhnya.
Sementara itu, salah satu pangkalan gas di Pringsewu mengungkapkan bahwa meskipun mereka masih mendapatkan kiriman sesuai kuota, antrean pembeli mengular. Banyak warga luar daerah yang mencoba membeli gas di pangkalan, tetapi tidak dilayani. "Kami tetap jual sesuai harga resmi, Rp 20.000 per tabung, tetapi antreannya panjang. Warga harus menunggu beberapa hari untuk mendapat pasokan," jelas seorang pekerja pangkalan.
Kelangkaan ini menimbulkan dugaan adanya praktik penimbunan atau distribusi ilegal oleh oknum tertentu. Beberapa pengecer dan warga menduga gas subsidi ini diselewengkan untuk kepentingan bisnis gelap. "Pemerintah harus turun tangan. Ini bukan hanya masalah distribusi, ada pihak yang bermain dalam situasi ini," ungkap pemilik pangkalan lainnya.
Menanggapi situasi ini, masyarakat berharap pemerintah daerah, khususnya Dinas Perdagangan Pringsewu, segera mengambil tindakan tegas.
Pemantauan distribusi dan penindakan terhadap potensi penyalahgunaan gas subsidi dinilai penting agar tidak ada pihak yang meraup keuntungan di tengah kesulitan warga.
Kelangkaan gas elpiji ini tak hanya membebani masyarakat, tetapi juga berpotensi mengganggu perekonomian lokal, terutama bagi pelaku usaha kecil yang mengandalkan gas 3 kg sebagai bahan bakar utama. Pemerintah diharapkan segera mencari solusi agar pasokan gas kembali normal dan harga stabil.
Editor : Indra Siregar