Jembatan Penghubung Sukoharjo-Yogyakarta Rusak Parah, Warga Terpaksa Gunakan Rakit untuk Bertahan

Rahmad
Warga terpaksa menggunakan rakit darurat untuk menyeberangi sungai Way Sekampung setelah jembatan penghubung antardesa rusak parah. Akses vital ini kini menjadi tantangan berisiko, menanti perhatian serius dari pemerintah.Foto:iNewsPringewu.id/Istimewa

 

PRINGSEWU,iNewsPringsewu.id– Kondisi memprihatinkan dialami warga di Kabupaten Pringsewu setelah jembatan gantung penghubung Pekon Sukoharjo IV, Kecamatan Sukoharjo, dan Pekon Yogyakarta, Kecamatan Gadingrejo, rusak parah. Jembatan yang berada di Dusun Jagawirya, Pekon Yogyakarta induk, ini kini tak lagi dapat dilewati, memaksa warga menggunakan rakit sebagai satu-satunya alat penyeberangan.

Jembatan yang melintasi sungai Way Sekampung tersebut merupakan infrastruktur penting bagi warga setempat.

Selain sebagai penghubung antarwilayah, jembatan ini juga menjadi jalur utama untuk mengangkut hasil pertanian, yang merupakan sumber penghidupan utama bagi masyarakat sekitar.

“Sekarang kami harus naik rakit untuk menyeberang. Tapi itu tidak selalu aman, apalagi saat air sungai naik karena hujan,” ungkap Wahyu, salah satu warga Dusun Jagawirya.

Rakit sederhana yang dioperasikan warga setempat dikelola dengan pembayaran seikhlasnya, namun hal ini dinilai jauh dari memadai untuk menggantikan fungsi jembatan yang rusak.

Kerusakan jembatan telah berdampak besar pada aktivitas perekonomian warga. Petani kesulitan mengangkut hasil panen ke pasar, mengambil risiko menyeberangi sungai menggunakan rakit yang minim standar keselamatan.

Warga mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan nyata.

“Jembatan ini adalah akses vital bagi kami. Jika dibiarkan terlalu lama, ekonomi desa kami akan lumpuh,” tegas Wahyu.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah terkait rencana perbaikan jembatan. Warga berharap pemerintah segera turun tangan dengan langkah konkret untuk mengembalikan akses transportasi yang aman dan layak.

Kritik juga datang dari para pemerhati infrastruktur, yang menilai kerusakan ini sebagai bukti lemahnya perencanaan dan pemeliharaan fasilitas publik di daerah pedesaan.

Mereka menyoroti pentingnya pengawasan berkala untuk mencegah insiden terulang.

Jika kerusakan ini terus diabaikan, bukan hanya mobilitas warga yang terancam, tetapi juga keselamatan mereka yang kini bergantung pada rakit sebagai solusi darurat.

Editor : Indra Siregar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network