get app
inews
Aa Text
Read Next : Logistik Pemilu Kecamatan Gadingrejo Tiba Siang Ini, Persiapan Semakin Diperkuat

Serangan Hama Tikus Merajalela

Sabtu, 09 Juli 2022 | 09:38 WIB
header img
Petani pringsewu sedang menyemprotkan obat ,usia padi 20 hari jadi sasaran tikus,Foto ponidi,Sabtu,(09-07-2022)

PRINGSEWU,iNewsPringsewu.id-Seorang petani bernama Yanto di Pekon Bulurejo, Kecamatan Gading Rejo membuat obat pencegah tikus untuk tanaman padi.Sabtu,(09-07-2022)

Menurut Yanto, obat yang dibuatnya adalah racikan sendiri yang berasal dari bumbu masak dan rempah.

"Bahannya itu cabai, bawang putih, brotowali, daun sirih, terus direbus, disaring, airnya itu yang dijadikan obatnya," kata Yanto.

Selanjutnya, dicampur air dan disemprot pada tanaman padi di sawah.

Takaran semuanya adalah secukupnya saja, pastinya untuk timbulkan rasa yang pedas, tidak enak.

Rasa seperti itu yang tidak disukai oleh tikus. 

Yanto mengaku, efek bahan-bahan tersebut, akan timbul rasa pedas dan aroma yang tidak enak. 

Meski begitu obat racikan tersebut tidak berefek pada tanaman padi, sebab hanya untuk obat luar.

"Saya sudah dua kali tanam pakai ini tidak ada efek ke tanaman," ujar Yanto.

Selanjutnya untuk penyemprotan, dilakukan sore hari, sebab tikus akan menyerang tanaman padi pada malam hari. 

Selanjutnya juga obat tidak cepat menguap, dibanding jika disemprotkan pada siang atau pagi hari.

Lalu jadwal penyemprotan adalah sepuluh hari sekali, sebab diperkirakan aroma yang menempel pada tanaman padi sudah hilang.

Yanto mengaku, dirinya sudah amat kesal dengan serangan hama tikus, pernah juga sampai memotong habis tanaman padinya.

Lalu berfikir untuk cari penangkalnya, dari mulai berbagai obat hama sampai kapur barus dicoba. 

Namun semuanya tidak berhasil dan tikus tetap saja menyerang. 

"Pokoknya semua cara, pernah juga buat pagar keliling tapi jebol juga sama tikus," ujar Yanto.

Sampai akhirnya didapat racikan yang kini digunakannya, dan cukup berhasil menyelamatkan padi dari tikus.

Di Kecamatan Gading Rejo, Kec. Pringsewu, memang serangan tikus cukup dirasakan oleh para petani.

Tikus mulai menyerang sejak benih padi disebar, lalu saat bibit padi mulai tunas, dan sampai usia padi 20 hari jadi sasaran tikus.

Upaya ronda mencari tikus pada malam hari juga dilakukan, namun tikus tetap saja ada. 

Hal itu karena musuh alami tikus sudah tidak ada lagi, mulai dari kepiting, ular, burung hantu dan burung elang.

Sehingga populasi tikus meningkat dan memakan tanaman padi di sawah

Editor : Indra Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut