TANGGAMUS,iNewsPringsewu.id,- Remaja bernama Muzani warga Dusun Karang Agot Pekon Sukamara Kecamatan Bulok Kabupaten Tanggamus mengalami patah punggung dan kondisinya sangat memprihatinkan.
Putra pasangan Satahudin dan Sartini yang pada 15 Februari 2006 usainya genap 17 tahun itu hanya dapat terbaring lemah dirumah sederhana dan hanya dirawat oleh kedua orang tuanya.
Berdasarkan keterangan sang ayah, Muzani mengalami kelumpuhan setelah tertimpa pohon ketika membantu dirinya menebang, sebab ia merupakan pekerja buruh tebang pohon (tukang chainsaw).
“Kejadiannya pada tanggal 12 Februari 2022, saya ada pekerjaan tebang pohon kayu tabu di dusun Robok Pekon Selapan, Pardasuka, Pringsewu,” kata Satahudin.
Satahudin menjelaskan, seperti biasanya Muzani selalu membantu dirinya, namun musibah terjadi. Muzani tertimpa dahan pohon pada bagian punggung belakang.
“Waktu itu anak saya punggung bagian belakangnya tertimpa dahan pohon dan posisinya duduk sehingga langsung tidak sadarkan diri,” jelasnya.
Satahahudin menyebut, setelah kejadian ia mencari pertolongan dan membawa putranya ke Puskesmas terdekat di Bulok,selanjut dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Husada danu langsung dirujuk RSAM.
“Dan pada saat itu Muzani disarankan untuk operasi oleh dokter. Tetapi kami menolak dikarenakan dari penjelasan dokter kalau dioprasi sembuh juga tidak akan sempurna dan apabila gagal operasi Muzani bisa meninggal dunia,” lirihnya.
Tak memiliki pilihan, sambungya, sehingga hasil musyawarah keluarga memutuskan Muzani dibawa pulang dan dirawat sendiri dirumah dengan kedua orang tuanya.
Sampai saat ini remaja tersebut belum sembuh dan belum pulih. Hanya dapat berbaring, kedua kaki serta tangan sebelah kiri tidak dapat digerakan, bahkan bagian belakang pinggangnya melepuh.
Satahudin berharap banyak anaknya dapat sembuh seperti sediakala, namun sayang ia tak memiliki pilihan sebab sebagai buruh dengan kondisi ekonomi yang memprihatinkan.
“Pengennya anak saya sembuh sediakala, tapi enggak ada pilihan dari dokter. Saat ini butuh biaya perawatan, saya cuma buruh. Muzani juga dirawat kakanya, kondisi ekonomi yang sangat minim juga,” tutupnya.
Editor : Hardi Suprapto