TANGGAMUS,iNewsPringsewu.id, - Kepala Pekon (Kakon) Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Neneng Rohani menepis dengan tegas atas beredarnya informasi diduga pelaku jambret meninggal di wilayah pekonnya lantaran diamuk massa.
Menurut Kakon Neneng, tudingan tersebut tidak mendasar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, lantaran dia langsung datang ke lokasi dan melihat terduga pelaku sudah terlentang dibawah penggal jalan yang rusak.
"Pertama-tama, saya senang dengan adanya media menemui saya, memang itu yang saya harapkan karena yang saya dengar dengar juga berita miring. Sedangkan pada malam itu saya ada di situ juga ada polisi, ada kanit, tidak ada amuk massa di lokasi," kata Neneng ditemui dikediamannya.
Neneng, mengaku kaget mendengar cerita-cerita diluaran yang mengatakan jambret itu dipukuli.
"Saya juga kaget ada orang bilang dipukuli, karena saya datang langsung ke tempat ke TKP. Saya lihat sendiri jambretnya sudah terlentang, ada polisi juga," jelasnya.
Dikatakan Neneng, bahwa menurut keterangan warganya, terduga jambret tersebut dikejar oleh korban ceritanya naik ke atas.
"Kebetulan di jalan tersebut ada penggal jalan rusak, terduga jambret itu rupanya tidak mengetahui medan, kalau medan itu ancur tapi dia tancap gas," ucapnya.
Neneng menegaskan kembali, bahwa Kadus yang pertama kali melihat lokasi mengatakan adanya jambret jatuh di dusun tulung lango.
"Kadus juga bilang bahwa jambret itu jatuh bukan dipukulin yang artinya itu murni kecelakaan," tegasnya.
"Tidak ada yang namanya di massa, jauh-jauh itu, tersentuhpun tidak oleh masyarakat. Bahkan ada yang megang daun yang menutupnya pun saya tahan. Jadi sepengetahuan saya itu," bebernya.
Ditambahkannya, selaku manusia biasa ia turut prihatin atas meninggalnya terduga pelaku, bahkan ia juga menerjunkan ambulans pekonnya untuk membawa jenazah.
"Saya jugakan manusia. Artinya saya selamatkan, saya terjunkan ambulance pekon untuk membawa jenazahnya ke rumah sakit," tutupnya.
Sementara itu, berdasarkan keterangan Aswadi selaku warga setempat ia mengetahui adanya penjambretan saat dirinya duduk di warung bersama temannya.
Dirinya mendengar ada motor kebut dari arah bawah, disusul motor perempuan bertiga mengklakson sambil berteriak-teriak jambret.
"Nah kita bangun semua kaget dan spontan di sini ya. Nah kita sempat mikir wah maling motor maling motor gitu ya, terus gak lama dari itu kan, saya ngajar juga," kata Aswadi.
Lanjutnya, setelah motor-motor tersebut melintas dirinya ikut mengeluarkan motor dan mengejar ke arah atas dan mendengar cerita warga bahwa pelaku ada 2 orang.
Dimana salah satunya diturunkan lalu lari ke dalam kebun-kebun, dan karena malem tidak ada yang mengejar, sementara salah satu yang membawa motor balik arah ke kebawah (arah Kodim).
"Nah setelah itu saya putar balik lagi ke bawah, sampai bawah, anak itu udah tergeletak. Rupanya itu mungkin terjun karena disitukan ada jalan jelek pas tanjakan dikit," jelasnya.
Sambungnya, "Kalau saya nyampe itu tidak bergerak lagi memang orangnya, cuma saya enggak tahu, saya enggak bisa mastiin bahwa itu tewas atau enggaknya. Cuma yang jelas orang itu sudah terlentang enggak berdaya dan disitu sudah ramai orang udah ramai betul, dari mana-mana kumpul gitu,".
Aswadi mengetahui bahwa yang terkapar tersebut diduga pelaku jambret lantaran memang ada korbannya.
"Korbannyapun sempat kita bawa ke sini, pengakuan si korban, katanya dia jambret tas berisi dompet dan atm-atm ," ucapnya.
Ia menambahkan, saat bersamaan ramai warga, kemungkinan ada yang menghubungi pihak kepolisian dan tidak lama polisi datang. Kemudian, untuk motor barang bukti itu juga sempat dibawa ke warungnya diamankan oleh warga.
Sementara untuk terduga pelaku yang meninggal itu memang dibiarkan, bahkan ada yang menutup pakai daun dan tidak ada yang pegang-pegang.
"Malam itu jenazah terduga pelaku langsung dibawa dibawa ke rumah sakit pakai ambulans pekon," tutupnya.
Berdasarkan keterangan korban yang diketahui dua wanita asal Pekon Teba, KecamatanbKota Agung Timur bernama Mira dan Rosita, korban nekat mengejar dua pelaku dibantu pengendara lain.
"Berawal teman saya menjeput dari tempat kerja, sekitar pukul 20.00 WIB, ia berserta dua temannya berboncengan bertiga dengan menggunakan kendaran sepeda motor Beat berwarna merah putih," kata Rosita saat melapor ke Polsek Kota Agung.
Lanjutnya, sesampainya di Jalan Lintas Barat Pekon Kota Agung tiba-tiba motornya dipepet oleh sepeda motor Beat berwarna abu-abu yang dikendarai oleh seorang laki-iaki yang tidak dikenalnya dengan berboncengan.
Mereka langsung menarik tas yang diselepang sebelah kiri lalu, lalu pelaku tancap gas, sehingga ia berteriak jambret sambil mengejar.
Korban melihat pelaku berbelok ke arah pertigaan waysom dan korban terus mengejar sampai di dusun tulung lango juga melihat pelaku menurunkan temannya.
Pelaku kemudian meninggalkan temannya di tempat tersebut, lalu pelaku pergi menggunakan sepeda motor beat warna abu-abu turun ke arah jalan Waysom (jalan arah kembali).
Lantas, korban sempat berteriak dan belum sempet mengejar, korban mendapat kabar pelaku sudah terjatuh dan mengecek keberadaan pelaku, ternyata pelaku sudah tergeletak di pinggir jalan.
"Selanjutnya, saya langsung pulang atas kejadian tersebut saya mengalami kerugian berupa tas selempang warna hitam yang berisi E-KTP, ATM BRI dan ATM BSI, Bedak, Parfum, Lipstik, Sunscreen dan Dompet Warna Pink, kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polsek Kota Agung," tutupnya.
Editor : Hardi Suprapto