TANGGAMUS,iNewsPringsewu.id-Satu kelompok gajah liar yang biasa dipanggil kawanan Citra berjumlah 10 ekor, kembali masuk ke area perkebunan warga Pekon Sedayu, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, sejak Minggu lalu sampai sekarang.
Akibat masuknya gajah itu, 6 hektar berbagai jenis tanaman di perkebunan, sehingga warga pekon setempat setiap malam atau menjelang magrib mereke harus berjaga untuk menghalau kawanan gajah tersebut.
Guna mengetahui kondisi tersebut di lapangan, Polres Tanggamus melalui Kabag Ops AKP Sarwani, S.E., M.M., Kasat Samapta AKP Budi Harto, S.H dan Kasi Humas Iptu M. Yusuf, S.H dan sejumlah personelnya mendatangi lokasi kejadian.
Tim didampingi warga setempat, meninjau satu persatu jalan masuk gajah dan kerusakan yang ditimbulkan. Bahkan warga disana menunjukan alat-alat penghalau gajah hingga rumah pohon tempat warga memantau gajah.
Tampak di lokasi, sisa kerusakan akibat gajah liar bahkan tampak bekas putusnya kabel PLN menuju pekon Wargomulyo akibat tarikan gajah sebab kabel listrik berada di lintasan mereka, kabel juga terlihat rendah, namun telah tersambung kembali oleh petugas PLN.
Kasi Humas Iptu M. Yusuf mengatakan, pihaknya mendatangi lokasi atas informasi masyarakat adanya gajah liar masuk ke perkebunan warga sehingga diketahui bahwa area tersebut merupakan perbatasan hutan kawasan dan tanah marga, Sabtu,(05/08/2023).
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian masuknya gajah tersebut, hanya kerusakan tanama.
Kasi Humas menegaskan, tidak ada korban jiwa saat warga menghalau gajah tersebut, namun berdasarkan informasi warga bahwa ada tanaman yang dirusak sebanyak 6 hektar.
"Menurut warga ada 6 hektar yang dirusak berupa palawija maupun tanamanan berupa petai dan sebagainya," kata Iptu M. Yusuf.
Mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati saat menghalau kawanan gajah tersebut.
Menurut keterangan Sutris selaku Kadus 03, Tumpak Bayur Pekon Sedayu, Semaka bahwa gajah mulai masuk pada tanggal 27 Juli 2023, namun tadi malam sudah tidak lagi terlihat hanya menyisakan kerusakan.
"Untuk kerugian warga sekitar 5 - 6 hektar, dengan jenis tanaman alpokat, petay, durian, jagung dan singkong," kata Sutris.
Sutrisno menyebut bahwa pengusiran awal gajah menggunakan petasan dan juga obor sebab gajah takut terhadap api juga menghidupkan api pada lintasan gajah.
"Untuk sekarang informasinya gajah sudah masuk ke kawasan pemerihan," ucapnya.
Sutris berharap adanya perhatian pemerintah, terhadap nasib para petani dengan melakukan langkah-langkah terbaik. Ia juga mengucapkan terima kasih atas perhatian Polres Tanggamus yang telah meninjau lokasi tersebut.
Editor : Indra Siregar