TANGGAMUS,iNewsPringsewu.id — Haura Al Maira, bayi perempuan asal Dusun Mangga Dua, Pekon Srimelati, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, akhirnya berpulang setelah berjuang melawan penyakit jantung bocor sejak usia dua bulan. Putri dari pasangan muda Hafikri (23) dan Rika Harfiyani (21) menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat, 14 Desember 2024, di Rumah Sakit Secanti Gisting, dalam perjalanan menuju penanganan medis.
Kabar ini disampaikan oleh Fariah, kerabat keluarga, yang mengungkapkan bahwa Haura meninggal sekitar pukul 04.30 WIB. "Pas sampai rumah sakit, si kecil sudah tidak ada," ujar Fariah dengan nada sedih.
Sebelumnya, keluarga telah berupaya keras memberikan perawatan terbaik bagi Haura, termasuk membawa sang bayi untuk pemeriksaan intensif di RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung. Diagnosis menunjukkan Haura menderita dua kebocoran jantung, yaitu small secundum ASD dan large PM outlet VSD, kondisi serius yang membuat pernapasannya bergantung pada tabung oksigen.
Di kamar sederhana berukuran 2,5 meter persegi, Haura menjalani hari-harinya dengan tabung oksigen yang terus membantu pernapasan. Kondisi keluarganya yang terbatas menjadi tantangan besar dalam menyediakan perawatan yang memadai.
Hafikri dan Rika, yang merupakan pasangan muda dari keluarga sederhana, tidak pernah menyerah.
Namun, nasib berkata lain. Haura meninggal dunia di perjalanan menuju RS Secanti Gisting, sebelum sempat mendapatkan penanganan medis.
Kisah Haura menyoroti pentingnya akses layanan kesehatan bagi masyarakat di daerah. Keterbatasan fasilitas kesehatan di pelosok sering kali menjadi kendala serius bagi mereka yang membutuhkan perawatan segera.
Meninggalnya Haura adalah pengingat nyata bahwa masih banyak bayi dan anak-anak di Indonesia yang menghadapi ancaman kesehatan serupa, tetapi tidak memiliki akses terhadap pengobatan yang layak.
Kepedihan mendalam dirasakan keluarga dan masyarakat sekitar. Haura dikenal sebagai bayi yang kuat, meski kondisi kesehatannya sangat rapuh.
Kisah ini hendaknya menjadi refleksi bagi pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait untuk lebih serius memastikan pelayanan kesehatan dasar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang hidup di daerah terpencil.
Editor : Indra Siregar