Tanggamus,iNewsPringsewu.id - Kakek Tak Berbaju Itu Bernama Samlawi, Pembuat Tusukan Sempol di Pugung Tanggamus
Wajah Keriput dan badan kurus cukup menggambarkan usianya yang tak lagi muda, kakek itu bernama Samlawi.
Di usia senjanya, Samlawi hidup di di rumah berdinding papan, tempat ia bernaung jadi cerminan betapa sederhananya kehidupannya.
Genap 80 tahun ia telah mengarungi pahit manis kehidupan dan di usia senjanya itu, kakek Samlawi tak pernah mengeluh soal sulitnya mengais rezeki.
Bahkan, warga RT 001 RW 001 Pekon Gunung Tiga, Kecamatan Pugung, Tanggamus itu masih semangat dalam berkarya dan bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup.
Kini, lelaki tua renta itu hanya hidup bersama istri tercinta setelah terpisah dengan anak-anak mereka yang telah membangun bahtera rumah tangganya masing-masing.
Kendati demikian, ia enggan mengadukan kondisinya itu kepada anak-anaknya.
Samlawi dan sang istri tak ingin menjadi sebab bertambahnya kerepotan anak-anak mereka.
Masih tampak otot Samlawi saat badannya tak tertutup lantaran ia cegah panas saat meraut sebilah bambu.
Keseharian Samlawi tak sengaja terekpose, kala Ketua LKS Alamanda Tanggamus Roswati Purwanti melintas di depan rumahnya, Kamis 29 September 2022.
Senyum kakek Samlawi ditemani sang Istri hangat menyambut Roswati, ia tak canggung bersenda gurau walau ia tidak sama sekali mengenal Roswati.
“Saya cuma tinggal berdua saja di rumah ini, sudah beberapa tahun jadi pengrajin tusukan sempol (bakso bakar),” kata Samlawi membuka obrolan.
Samlawi menjelaskan bahwa hasil rautan tusukan sempol memang tidak begitu menghasilkan, namun cukup untuk membantu kebutuhan sehari-hari.
“Kalo dihitung perhari, biasany dapat 2 sampe 3 ikat tusukan sempol. Dan kalo dijual dapetnya uangnya Rp3 ribu rupiah, karena satu ikatannya dihargakan Rp1500,-. Tapi kan jualnya ketika sudah terkumpul 10 ikat, jadi ya lumayan dapat Rp15 ribu,” jelasnya.
Samlawi mengaku tak ingin mengeluh, walaupun hidup di rumah sederhana sebab ia juga dibantu anak-anaknya hingga bantuan pemerintah.
“Yang penting bagi kami selalu diberikan kesehatan, karna ya ada bantuan dari anak dan pemerintah. Intinya selalu bersyukur,” tutupnya.
Ketua LKS Alamanda, Roswati yang selalu peduli kepada sesama sebelum meninggalkan kediaman kakek Samlawi juga menggoreskan catatan pada bukunya yang dibawa.
Bahkan sebelum pamitan, ia tak lupa memberikan sesuatu kepada kakek Samlawi guna membantu membeli kebutuhan sehari-hari.
“Sementara yang kami berikan untuk bantu beli beras dulu. Selanjutnya LKS Alamanda akan upayakan membantu kakek Samlawi untuk sarana kamar, kasur, selimut sehingga ia bisa menikmati hari tuanya dengan bahagia,” kata Roswati saat memberikan keterangan kepada iNews Pringsewu id.
Editor : Hardi Suprapto