Modus Pasang Susuk "Pembuka Aura" Seorang Guru Ngaji Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Santrinya

Dari catatan narasumber yang mewanti-wanti namanya dirahasiakan, diduga korban dari aksi bejat RM lebih dari satu, (yang saat ini diduga ada 15 - 20 korban) sebab RM telah mengajar ngaji sejak tahun 2010.
Pasalnya, menurut sumber disana, selain korban WU dan anak-anak ngaji lainnya, bahkan terungkap ada sejumlah korban yang kini telah menikah, hingga membuat sang suami tidak terima dan berharap adanya tindakan hukum kepada RM.
Ketegasan WU yang kekinian diketahui memiliki pribadi yang santun, dan ia sangat emosi tak rela dilecehkan oleh RM sang guru ngaji, sebab sejak kecil hingga usai remaja tak pernah ia mengizinkan seorang lelaki menyentuhnya.
Namun sayangnya, saat diduga dilecehkan oleh sang guru ngaji inisial RM, bahwa WU dalam pengaruh gendam saat dipasang susuk sebagai pembuka aura. Sehingga ia tak dapat melakukan perlawanan ketika RM menggeranginya.
Berdasarkan keterangan Narasumber, kejadian terungkap berawal adanya perselisihan antara UL anak dari RM dengan WU dan UL mengatakan kalimat binatang kepada diduga korban WU.
Selanjutnya, WU menjawab bahwa ayah UL yang binatang sebab telah berprilaku lebih-lebih dari anjing dan WU mengatakan jika rahasia RM dibuka maka akan hancur
"Nah, kalimat rahasia itu terdengarlah oleh EN (ibunya WU). Dan menanyakan rahasia kok berantem membawa nama orang tua, lantas EN mendesak sehingga WU mengaku mendapatkan pelecehan dari RM selaku guru ngajinya," kata sumber disana, Sabtu 10 Januari 2023.
Sambungnya, mendengar cerita anakanya EN kemudian bercerita kepada ke warga lainnya dan ternyata ada korban lainya diantara anak dari keluarga RB, SR, AN, KS dan RM.
"Semua ceritanya sama, jadi anak-anak diperdaya untuk memasang susuk buka aura dan diduga gendam sehingga anak-anak itu tidak dapat melawan saat RM melakukan pelecehan," ujarnya.
Dijelaskan Narasumber, bahwa setelah ramai informasi itu akhirnya digelar rembuk tingkat dusun dihadiri oleh oknum guru ngaji RM, TN selaku mantan Kakon, KS dan RB, kedua orang tua diduga korban, EP selaku menantu RM dan RH selaku ayah tiri WU.
Editor : Hardi Suprapto