TANGGAMUS,iNewsPringsewu.id, - Kecewa jalan sudah lama rusak , belum juga dibangun pemerintah, sekelompok warga di Pekon Suka Agung Kecamatan Bulok Kabupaten Tanggamus, Lampung, menunjukkan kepedulian membangun infrastruktur dengan aksi nyata secara swadaya.
Ratusan orang, termasuk laki-laki dan kaum emak-emak, memutuskan untuk membangun jalan cor secara swadaya sebagai respons terhadap kondisi rusak yang tak pernah diperbaiki, seperti diunggah akun Rahmat She Nambie.
Mereka berharap aksi tersebut akan menciptakan jalan terbaik yang dapat mereka gunakan sehari-hari tanpa harus terus-menerus mengeluh kepada pemerintah sebab puluhan tahun jalan setempat terlupakan.
Sebuah sentilan 'satire' pun muncul dari beberapa warga, yang menyebut bahwa setelah pembangunan jalan cor, para calon legislatif (caleg) dapat mencari massa di sana, karena jalan yang nyaman akan memudahkan akses ke berbagai pelosok kampung.
Aksi cor jalan secara swadaya itu diunggah akun media sosial Facebook, terlihat merek kompak baik kaum pria dan wanita, terlihat puluhan semen diturunkan dari sebuah mobil pickup L300. Para warga tampak riang bekerja sama.
Pada video lainnya, tak kalah sigap kaum wanita berjibaku bersama para pria mengangkat material cor bahkan tampak mereka membawa anak-anak yang terlihat bahagia menemani orang tuanya masing-masing.
Unggahan itu mendapat respon netizen yang menyebut bahwa jika aksi itu terus dilakukan, mungkin suara rakyat akan didengar oleh pemerintah.
"Jangan dewan aja mas pilpres juga Pilgub, Pilbub. Semuanya mungkin dengan cara itu suara rakyat bisa di dengar," tulis akun Ifriansyah.
Kepada iNewsPringsewu.id, Rahmat mengizinkan penggunaan materi video yang dia unggah sebab dirinya hanya ingin menyampaikan hal positif yakni kesatuan masyarakat dalam aksi nyata tersebut.
"Ini di Pekon Suka Agung, Bulok, jalan kabupaten, karna sudah bosan dengan janji janji, makanya kami cor dengan cara swadaya," kata Rahmat melalui chat instan.
Ia menyebut bahwa panjang jalan yang dicor sekitar 200 meter dan anggaran yang digunakan sebesar Rp10 juta hasil dari swadaya masyarakat.
Warga setempat bernama Heriyanda mengungkapkan bahwa pengecoran itu berada di jalan Dusun Banjar Harapan Pekon Suka Agung Bulok, dengan biaya murni dari swadaya masyarakat tanpa campur tangan pihak luar.
Aksi itu disebutkannya sebagai buntut kekecewaan masyarakat selama 25 tahun menunggu pembangunan yang tak kunjung datang dari pemerintah, sehingga jalan rusak parah.
"Ini adalah jalan satu-satunya untuk lalu lintas anak sekolah, guru-guru, petani, semua lewat sini dan disini ada sekolah TK serta SD," kata Heriyanda.
Pria berusia 29 tahun yang dilahirkan di pekon setempat, belum pernah menikmati jalan layak sejak ia dilahirkan, sehingga kalimat 'satire' tiba-tiba meluncur dari bibirnya.
"Ya ini mudah-mudahan, di tahun politik ini bisa menjadi bahan untuk caleg-caleg untuk mencari suara karena sudah enak jalannya, sebab Dusun Banjar Harapan dan Dusun Gunung Raya memiliki 150 KK dengan sekitar 500 pemilih," tandasnya.
Terpisah, Sumadi selaku Kakon Suka Agung, Bulok mengungkapkan bahwa sebelum bangun swadaya, pihaknya telah mengukur bersama para Kadus diketahui jalan tanjakan terlihat sangat parah.
"Tanjakan yang parah, agar tahun depan pemerintah desa bisa membantu terkait anggaranya. Sebab saya tidak berani menganggarkan Dana Desa jika tidak ada izin pihak PU, mengingat jalan tersebut merupakan jalan kabupaten," kata Sumadi.
Ia menegaskan, dirinya bersama aparatur pekon lain juga membantu menggunakan anggaran pribadi, namun jalan tidak bertahan lama dan saat ini telah mengusulkan melalui proposal ke dinas PUPR Tanggamus.
"Kami memakai dana pribadi membantu untuk membeli material, Tapi tidak bertahan lama, mungkin karna swadaya tadi. Kemaren saya sudah konsultasikan ke PU terkait gorong-gorong dan jalan yang rusak tersebut untuk meminta bagaimana jika dianggarkan pakai dana desa. Mereka (PUPR) bilang, layangkan surat izin saja dari pemerintah pekon ke Dinas PUPR agar sesuai aturan dan Insa Allah Minggu ini saya buat surat izin ke Dinas PU," tandasya.
Editor : Hardi Suprapto