Ini Wajah Keponakan Mendiang istri yang Dinikahi oleh Habib Rizieq Shihab

JAKARTA,iNewsPringsewu.id-Dalam sebuah upacara yang diadakan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga terdekat, Habib Rizieq Shihab (HRS), pendiri dan tokoh sentral Front Pembela Islam (FPI), telah resmi melepaskan status dudanya dengan menikahi Syarifah Mona Hasinah Alaydrus, yang merupakan keponakan dari mendiang istrinya. 

Kedua mempelai tersebut menikah pada Sabtu sore, 23 Maret, di kediaman Rizieq di Petamburan, Jakarta.

Baca Juga

Polisi Razia Kosmetik di Sekolah Lampung Tengah Picu Debat di Media Sosial

Meninggalnya Syarifah Fadhlun binti Fadhil bin Yahya, istrinya, telah meninggalkan Rizieq sebagai duda selama tiga bulan sebelum ia memutuskan untuk menikah lagi. 

Kini, dalam sebuah langkah yang dianggap banyak pihak sebagai upaya untuk melanjutkan hidup, Rizieq telah memilih untuk berbagi hidupnya dengan Syarifah Mona, yang berusia 31 tahun, menciptakan perbedaan usia 28 tahun antara mereka.

Pernikahan tersebut, yang diputuskan untuk tidak diadakan dengan resepsi besar, menandai babak baru dalam kehidupan Rizieq. 

Baca Juga

Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23

Upacara pernikahan yang digelar secara sederhana dan intim ini menunjukkan pilihan untuk fokus pada aspek kekeluargaan dan keintiman di tengah kehidupan publik yang sering kali penuh kontroversi.

Kabar pernikahan ini mengejutkan sebagian pihak, namun juga mendapat doa dan harapan baik dari para pengikut dan simpatisan. 

Langkah Rizieq menikahi keponakan mendiang istrinya menambahkan dimensi baru dalam narasi kehidupan pribadinya, yang selama ini telah banyak diperbincangkan dalam konteks aktivismenya.

Baca Juga

Antisipasi Kemacetan Arus Balik: Rest Area KM 20 Siapkan 8 Pembelian Tiket Kapal

Sebagai tokoh yang sering kali menarik perhatian publik, pernikahan Habib Rizieq kali ini tidak hanya menandai momen penting dalam hidupnya secara pribadi, tetapi juga menambahkan catatan pada cerita panjang perjalanan hidupnya di mata publik Indonesia.

Editor : Indra Siregar