PRINGSEWU,iNewsPringsewu.id- Gempa bumi dengan magnitudo 5,3 yang mengguncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada 18 September 2024, sekitar pukul 09.41 WIB, menjadi pengingat betapa pentingnya kesiapsiagaan bencana, terutama di lingkungan pendidikan. Saat gempa terjadi, proses kegiatan belajar mengajar tentu tengah berlangsung di banyak sekolah, di mana guru dan siswa sedang berinteraksi dalam ruang-ruang kelas.
Agus Purnomo, Analis Kebencanaan Ahli Muda dari BPBD Kabupaten Pringsewu, Lampung, mengungkapkan bahwa berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tornado, letusan gunung berapi, banjir, tsunami, dan longsor merupakan jenis bencana geologis yang dapat terjadi secara tiba-tiba (sudden onset disaster) dan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi di Kabupaten Pringsewu.
“Maka dari itu, penting adanya perencanaan hingga rencana aksi kesiapsiagaan dari semua pihak, termasuk pihak sekolah, mengingat anak-anak menghabiskan 6-8 jam setiap harinya di lingkungan pendidikan,” kata Agus.
Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) hadir sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan dampak bencana di satuan pendidikan. Program ini diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019. Tujuan utama dari SPAB adalah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di satuan pendidikan dalam mengurangi risiko bencana, melindungi investasi pendidikan, serta memastikan bahwa sarana dan prasarana pendidikan aman dari ancaman bencana.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat lebih dari 37 ribu sekolah yang berada di wilayah dengan risiko tinggi terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, banjir, dan longsor.
Nang Abidin Hasan, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pringsewu, menegaskan pentingnya edukasi kebencanaan yang terintegrasi sejak dini ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di sekolah. “Dengan langkah ini, kita dapat mempersiapkan generasi muda yang lebih tanggap terhadap bencana dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi,” tuturnya.
Program SPAB diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam menjaga keselamatan siswa dan menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih tangguh terhadap bencana.
Editor : Indra Siregar
Artikel Terkait