iNews Pringsewu.id -Tanggamus -Jalan Ir.Hi.Juanda Kota Agung, Tanggamus tergenang derasnya air hujan hingga membahayakan pengguna jalan,Jumat sore ,(02/09/2022).
Itensitas curah hujan yang sangat tinggi dan buruknya drainase tidak dapat menampung debit air hujan di duga menjadi penyebab utama air menggenang di jalan dengan cukup deras.
Di guyur hujan sekitar tiga jam yang terjadi di Kota Agung dan sekitarnya dan air meluap kejalan lintas barat jalur dua kota Agung.
Peristiwa meluapnya air hujan hingga kejalan bukan kali ini saja, setiap hujan deras akan terjadi hal yang serupa, hal ini sangat di keluhkan oleh warga dan pengguna jalan , apa lagi di jalan ibu kota Tanggamus.
Anita salah satu penguna jalan saat iya melintas jalan Ir,H Juanda hampir terperosok kelubang jalan yang tak terlihat karna genangan air ,ia mengatakan dirinya terperosok saat berjalan di derasnya air yang mengalir di jajalan .
" Tadi saya hampir jatuh karna saya tidak tau kalu jalan ini ada berlubang, saya setiap sore pulang kerja melintasi jalan ini." Ungkapnya.
Diapun berharap kepada pemerintah daerah Tanggamus, sekiranya dapat segera memperbaiki sistem drainase yang ada di sekitar jalan Ir.Hi.Juanda di samping sangat membahayakan pengguna jalan , juga menjadi pandangan yang kurang baik apalagi di jalan utama di tengah ibibu kota Tanggamus.
" Saya berharap kepada instansi terkait agar di carikan solusi nya agar jalan ini ketika hujan tidak banjir lagi karena sangat membahayakan pengguna jalan dan menjadi pandangan yang tidak elok."imbuhnya.
Kepala Pekon Terbaya ,Mardatu Aspar mengungkap Drenase sudah mulai penyempitan akibat tergeser oleh tonase kendaraan yang melintas dan juga dari Full Puspa sampai ke TNBBS belum di normalisasi/belum di perbaiki.
"Benar ada masalah di drainase yang mengalami penyempitan karena geseran tanah akibat tonase kendaraan yang melintas ." terangnya.
Sambungnya awal saya menjabat Kakon sudah di perbaiki dari jembatan Tulung sampai ke Full Puspa,dan kendala nya banjir ini terjadi akibat penyempitan drenase dan juga penumpukan sampah." Pungkasnya.
Editor : Indra Siregar