Kaligrafi Indah Karya Warga Binaan 53 Tahun Dibalik Jeruji Rutan Kota Agung

A.Rizki
HN (53) seorang WBP Rutan Kota Agung, Tanggamus saat Membuat Seni Kaligrafi. (Dok. Prameswari, Rutan Kota Agung).iNewsPringsewu.id

TANGGAMUS,iNewsPringsewu.id-Warga Binaan Rutan Kota Agung Berinisial HN (53) seorang warga binaan Rutan Kota Agung Kabupaten Tanggamus untuk berhenti mengekspresikan potensi dirinya.

Menjalani pidana 15 tahun penjara, HN tak ingin berpangku tangan dan berbekal ilmu yang ia dapat selama menimba ilmu di pesantren sebelumnya, dirinya mengembangkan bakat seni melalui seni kaligrafi.

Dalam pembuatan kaligrafi itu, HN hanya menggunakan bahan dasar triplek multi dan cat minyak, namun menghasilkan kaligrafi yang beragam mulai potongan ayat suci Al-Qur’an hingga nama orang. 

Hingg saat ini HN sudah menghasilkan puluhan karya kaligrafi berbagai ukuran. Meski dengan bahan sederhana itu, HN tetap dapat memadukan sapuan kuas dan cat menjadi harmoni warna yang indah.

Berdasarkan keterangan, Karutan Kota Agung, Akhmad Sobirin Soleh, HN adalah salah satu warga binaan pemasyarakatan (WBP) dibawah bimbingan Kasubsi Pelayanan Tahanan, Prameswari. HN aktif mengikuti pembinaan di Rutan Kota Agung baik pembinaan keagamaan dan kesenian. 

“Dengan pendekatan pembinaan yang memanusiakan manusia, HN bisa kembali bangkit dari keterpurukan dan menjadi warga binaan yang aktif dan produktif. Hingga menghasilkan karya seni kaligrafi yang indah.

Pun demikian, Sobirin mengaku memiliki kendala yang dihadapi warga binaan dalam berkarya, kendala itu terdiri sarana dan prasarana serta pemasaran hasil karya.

Untuk itu, Sobirin berharap ada pihak ketiga yang bisa menjalin kerjasama di bidang pembinaan keterampilan bagi warga binaannya sehingga dapat menjadikan tambahan penghasilan bagi warga binaan.

“Kami punya sumber daya manusia yang potensial, jika ini mendapat pembinaan yang lebih intensif dan dikembangkan lagi, bisa memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi," tandasnya.

Sementara itu, Kasubsi Pelayanan Tahanan, Prameswari mengaku sedang berupaya mengembangkan potensi yang dimiliki HN agar lebih baik lagi. 

Senada dengan Karutan, Prameswari juga mengaku terkendala minimnya peralatan dan biaya produksi, karena memang rutan tidak memiliki alokasi anggaran untuk bidang pembinaan keterampilan. 

"Untuk pengembangan, kendala kami ya biaya untuk produksi. Jadi selama ini bahan-bahan yang digunakan HN, berasal dari sumbangan donatur dan petugas saja.

Editor : Indra Siregar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network