TANGGAMUS,iNewsPringsewu.id - Miris nasib yang dialami oleh Munjirah (57) seorang Lansia warga RT 005 RW 003 yang menggantungkan hidupnya hanya dengan buruh tani bersama sang suami untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari.
Selain kehidupan sehari-hari yang memprihatinkan itu juga, ia dan sang suami bernama Suprapto juga mengandalkan air sungai semaka untuk mandi dan cuci sebab untuk kakus sang suami telah menyediakan di dalam rumah.
Akibat seringnya mencuci di sungai, bahkan ia nyaris kehilangan nyawanya pasca diserang buaya way semaka hingga menderita puluhan jahitan akibat gigitan hingga cakaran hewan melata penghuni sungai setempat.
Ditemui di kediamannya, Munjirah mengaku trauma pasca serangan buaya tersebut, sehingga ia tidak berani untuk mandi maupun mencuci di sungai way semaka, hingga akhirnya ia harus rela bergelut dengan air berbau dari sumur samping rumahnya.
“Sekarang ya saya takut, trauma diserang buaya lagi kalo cuci dan mandi di kali. Padahal airnya enak, kalo di rumah sumurnya bau harus disaring, jadi sekarang terpaksa cucinya ke siring yang jauh di pangkul,” kata Munjirah sambil menahan rasa sakit di lengan kanannya pringsewu.inews.id, Sabtu 24 Desember 2022.
Beruntung pasangan Munjirah dan Suprapto telah memiliki anak-anak yang sudah menikah, sehingga saat ia sakit mereka datang untuk membantu, namun sayang sang anak juga masih dalam kategori tidak mampu sehingga harus bergelut mencari penghidupan dan mengurus Munzirah.
“Kalo saya dan bapak cuma buruh, buruh tani dan sawah. Karena memang enggak punya apa-apa, makanya ini bertahan di rumah ini dekat dengan sungai. Anak-anak sudah menikah cuma ya kondisinya sama juga dengan saya,” bebernya.
Pun demikian, tak banyak meminta, Munjirah hanya ingin adanya bantuan bak penampungan air yang nantinya dapat diisi air dari air sungai sehingga ia dan sejumlah warga disana merasa nyaman saat mencuci maupun mandi.
“Selain saya, warga lainnya juga disini ada sekitar 30 rumah atau 120 jiwa yang menggunakan air sungai untuk mandi dan cuci. Sekarang ya pada takut makanya kalo ada penampungan bisa nyaman,” ujarnya.
Terkait kondisi rumah yang dihuninya, Munjirah tak ambil pusing walaupun kondisinya kurang layak untuk dihuni, sebab ia tak ingin membebani sang suami yang belum mampu membenahi rumahnya yang tampak bolong disana sini.
“Kalo untuk rumah ya saya bersyukur untuk saat ini. Tapi kalopun ada bantuan dari pemerintah ya Alhamdulillah, tentunya kami sangat senang,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Munjirah terpaksa dilarikan ke rumah sakit batin mangunang kota agung sebab ia mengalami sejumlah luka sayat setelah diserang dan digigit buaya sungai way semaka pada kumat, 9 desember 2022 sekitar pukul 17.30 WIB lalu.
Munjirah mengalami luka yang cukup serius sehingga Puskesmas terdekat tidak sanggup menanganinya karena ia mengalami luka menganga, sepanjang 20cm kedalaman 5cm, sobek bekas gigitan sepanjang 10cm kedalaman 5cm.
Kemudian, area sekitar dada sebelah kanan luka sobek bekas gigitan sepanjang 5cm, kedalaman 3cm, luka cakar sebanyak 3 tempat dibawah payudara kanan kedalam 3cm dan luka sobek bekas gigitan pada bagian punggung sebelah kanan, sepanjang 7cm kedalaman 5cm.
Mujirah di serang buaya saat sedang mencuci pakaian dan mandi di sungai Way Semaka, bahkan ia sempat diseret buaya dengan jarak 10 meter dari tempat awal ia mandi dan cuci pakian dengan waktu sekitar 5 menitan, di lokasi evakuasi juga tampak cecerah darahnya.
Editor : Indra Siregar
Artikel Terkait