Pekon Gadingrejo Timur tercatat sebagai wilayah paling parah terdampak. Budi Setiawan, salah satu peternak lokal, melaporkan 35 ekor kambing miliknya mati pada Juli 2025. Jumlah itu bertambah menjadi 40 ekor hingga September 2025.
“Ini jadi pukulan berat bagi kami karena kambing dan domba merupakan salah satu sumber penghidupan keluarga. Saya sangat terbantu dengan adanya pengobatan keliling dari Puskeswan, tapi kami berharap perhatian lebih kepada peternak kecil seperti kami,” ungkap Budi.
Sebagai langkah pencegahan, Puskeswan Gadingrejo sudah melakukan pengobatan dengan menyasar 350 ekor kambing dan domba milik warga di Pekon Gadingrejo Timur.
“Kami mengajak para peternak untuk bersama-sama menanggulangi cacingan pada kambing dengan rutin memberikan obat. Jangan tunggu ternak mati dulu baru sadar pentingnya pencegahan,” pesan drh Suhatiah.
Kasus ini menjadi alarm bagi peternak agar lebih serius dalam manajemen pemeliharaan hewan. Selain pakan dan kebersihan kandang, pemberian obat cacing secara rutin minimal tiga bulan sekali sangat penting untuk menekan angka kematian.
Dengan meningkatnya kesadaran peternak, diharapkan kejadian kematian massal kambing akibat cacingan di Gadingrejo tidak terulang di bulan-bulan mendatang.
Editor : Indra Siregar
Artikel Terkait